Setelah Air Hujan, Mikroplastik Kini Ditemukan di Cairan Ketuban

Kawasan Urban 04 Nov 2025 250 kali dibaca
Gambar Artikel Mikroplastik ditemukan dalam sampel cairan ketuban dan urin Ibu hamil

LingkariNews–Setelah ditemukan adanya mikroplastik di air hujan Jakarta, kini partikel tersebut ditemukan di cairan amnion (ketuban) dan urin pada ibu hamil. Peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) melakukan riset pendahuluan sejak Februari 2025 terhadap paparan mikroplastik.

Riset dilakukan terhadap satu sampel cairan amnion dan satu sampel urin ibu hamil yang dikumpulkan secara aseptis di salah satu fasilitas kesehatan di Kabupaten Gresik (nama lokasi disamarkan).

Dalam temuan awal, Kepala Laboratorium Mikroplastik ECOTON, Rafika Aprilianti, mengungkap adanya mikroplastik dalam cairan amnion dan urin ibu hamil. Temuan ini membuktikan bahwa partikel mikroplastik mampu menembus sistem biologis manusia yang seharusnya bebas dari kontaminasi. Kondisi ini dapat berpotensi memengaruhi kesehatan ibu serta perkembangan janin yang sedang dikandung.

Bahaya Paparan Mikroplastik

Mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui berbagai jalur, seperti konsumsi makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik sekali pakai, menghirup udara yang telah tercemar partikel mikroplastik, serta kontak kulit akibat penggunaan produk perawatan yang mengandung microbeads.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius karena sekitar 16.000 jenis bahan kimia penyusun plastik–termasuk senyawa beracun seperti Bisphenol A (BPA), Flatat, PCB, dan PBDE–diketahui memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Paparan senyawa tersebut selama kehamilan maupun masa awal kehidupan bayi dapat menganggu proses pertumbuhan, perkembangan saraf, dan fungsi sistem reproduksi.

Rafika mengatakan bahwa mikroplastik berbahaya dan bisa 106 kali lebih beracun dibandingkan dengan logam berat tunggal. Hal ini disebabkan karena campuran berbagai polutan terbawa bersama mikroplastik sekaligus. 

Mikroplastik dapat diserap di saluran pencernaan melalui mekanisme persorpsi paraseluler dan fagositosis, kemudian masuk ke peredaran darah. Partikel berukuran kurang dari 20 mikrometer ini dapat berpindah ke berbagai organ tubuh sekunder, seperti otot, hati, ginjal, jantung, otak, air susu ibu (ASI), bahkan mencapai plasenta. Keberadaan mikroplastik pada plasenta ini yang menunjukkan kemungkinannya menembus cairan amnion dan selanjutnya masuk ke tubuh janin.

Hasil pengamatan di bawah mikroskop memperlihatkan bahwa semua sampel amnion dan urin yang diambil dalam riset tersebut mengandung mikroplastik dengan bentuk fiber, filamen, dan microbeads. Dari kedua sampel tersebut, tercatat 25 partikel mikroplastik ditemukan.

Jenis fiber menjadi yang paling banyak dengan proporsi 68 persen, lalu filamen sebesar 24 persen, dan microbeads sebesar 8 persen. Fiber umumnya banyak ditemukan pada pakaian berbahan sintetis dan debu rumah tangga, sedangkan microbeads biasanya ditemukan dalam produk kosmestik dan pembersih wajah. 

Penelusuran Lebih Lanjut Terhadap Risiko Gangguan Kesehatan

Penelitian yang dilakukan sejak Februari 2025 kini berlanjut dengan penambahan jumlah sampel untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil. Tahap berikutnya mencakup analisis polimer menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) guna mengidentifikasi jenis plastik dan sumber asalnya, seperti dari pakaian, air kemasan, atau udara yang terpolusi.

Riset ini akan dikembangkan menjadi studi kohort (cohort study) untuk menelusuri hubungan antara kadar mikroplastik dan kesehatan ibu hamil, dengan fokus pada risiko anemia, diabetes, gestasional, serta berat badan lahir rendah pada bayi.

Hal ini diharapkan mampu mengungkap keterkaitan antara paparan mikroplastik dan risiko stunting pada anak, serta memperkuat pemahaman tentang risiko dan bahaya plastik terhadap kesehatan generasi mendatang. 

(NY)

Sumber

https://rri.co.id/kesehatan/1937169/peneliti-temukan-mikroplastik-pada-cairan-ketuban-ibu-hamil

https://ecoton.or.id/menyelamatkan-bayi-indonesia-dari-ancaman-racun-mikroplastik/